Senin, 21 Juli 2008

MANFAAT MAKAN MALAM BERSAMA

Republika, 21 Juli 2008

Mulai Makan Bersama Keluarga Sekarang


Kebiasaan makan bersama keluarga manfaatnya tidak dapat diremehkan. Sebuah penelitian membuktikan, terutama makan malam bersama keluarga dapat mencegah remaja dari penggunaan obat-obatan terlarang, alkohol dan merokok.

Hal itu juga dapat melindungi mereka dari stres, asma dan pola makan yang salah. Serta mendorong anak mencapai nilai baik dalam membaca.

Kaitan antara kebiasaan makan malam bersama dan perkembangan anak yang ideal sebenarnya lebih rumit dari yang dipahami sebelumnya. Makan malam bersama sangat bermanfaat karena orangtua bersama anak-anak secara bersamaan juga memperkaya kejiwaan.

Manfaat bukan terletak pada proses makan, tapi lebih pada kualitas komunikasi yang dilakukan di meja. Bisa berupa tanya jawab, memberikan pujian dan menceritakan kisah yang mengarah pada pelajaran yang berguna sebagai sumber informasi.

Sebuah studi yang dilakukan baru-baru ini mengungkap, kebiasaan makan malam bersama juga sangat baik untuk orangtua. Pemimpin penelitian Janet Jacob dari Brigham Young University menemukan diantara 1.580 pasang orangtua yang bekerja mengatakan, waktu kerja yang kerap tersita oleh makan malam keluarga justru mendatangkan perasaan sukses serta tingkat keberhasilan yang lebih tinggi dengan pasangan dan anak-anak.

Para orangtua termasuk ayah dan ibu, cenderung memiliki perasaan senang jika mereka bisa pulang tepat waktu secara teratur, meskipun mereka bekerja dalam waktu yang lama. Sebaliknya, orangtua yang jarang makan bersama di rumah karena pekerjaan kerap kali merasa ragu dengan pekerjaannya di masa depan.

“Yang patut diperhatikan, meskipun lamanya jam kerja dipersepsikan sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan kerja, namun terpotongnya jam kerja oleh kebiasaan makan malam bersama keluarga tidak akan menurunkan kesuksesan kerja,” ujar Jacob.

Seperti diungkapkan oleh Profesor Hukum Cameron Stracher dalam bukunya Dinner with Dad: How I Found My Way Back to the Family Table. Dia mengaku, mengambil beberapa pekerjaan sekaligus untuk membiayai tempat tinggal keluarganya yang mahal. Hal itu menyebabkannya selalu bepergian setiap minggu.

“Setiap kali saya pulang sekitar tengah malam, kemudian bangun lagi pukul 6.30 pagi untuk mengajar. Hal itu sangat melelahkan. Saat saya pulang, semua orang sudah tidur. Pada suatu malam ketika saya duduk di dapur yang gelap, saya berpikir harus menghentikan kebiasaan itu. Saya sangat depresi,” papar Stracher.

Kini dia mengaku, menyisihkan waktu untuk makan malam 4-5 kali seminggu. Waktu makan malam menjadi bagian dalam kelurganya. “Ketika saya pergi di pagi hari, anak saya akan ertanya, apakah saya pulang terlambat atau lebih cepat. Jika saya bilang pulang cepat, maka dia akan bertanya saya akan memasak apa. Kehidupan keluarga kami sudah berubah banyak,” terangnya.

Sebagai orangtua, tidak ada salahnya sesekali menyengaja pulang cepat demi meluangkan waktu untuk makan malam bersama. Mungkin juga Anda bisa mencari pekerjaan paruh waktu yang lebih fleksibel untuk saat berkualitas bersama keluarga. (berbagai sumber/rin)

Tidak ada komentar: