Senin, 21 Juli 2008

MANFAAT MAKAN MALAM BERSAMA

Republika, 21 Juli 2008

Mulai Makan Bersama Keluarga Sekarang


Kebiasaan makan bersama keluarga manfaatnya tidak dapat diremehkan. Sebuah penelitian membuktikan, terutama makan malam bersama keluarga dapat mencegah remaja dari penggunaan obat-obatan terlarang, alkohol dan merokok.

Hal itu juga dapat melindungi mereka dari stres, asma dan pola makan yang salah. Serta mendorong anak mencapai nilai baik dalam membaca.

Kaitan antara kebiasaan makan malam bersama dan perkembangan anak yang ideal sebenarnya lebih rumit dari yang dipahami sebelumnya. Makan malam bersama sangat bermanfaat karena orangtua bersama anak-anak secara bersamaan juga memperkaya kejiwaan.

Manfaat bukan terletak pada proses makan, tapi lebih pada kualitas komunikasi yang dilakukan di meja. Bisa berupa tanya jawab, memberikan pujian dan menceritakan kisah yang mengarah pada pelajaran yang berguna sebagai sumber informasi.

Sebuah studi yang dilakukan baru-baru ini mengungkap, kebiasaan makan malam bersama juga sangat baik untuk orangtua. Pemimpin penelitian Janet Jacob dari Brigham Young University menemukan diantara 1.580 pasang orangtua yang bekerja mengatakan, waktu kerja yang kerap tersita oleh makan malam keluarga justru mendatangkan perasaan sukses serta tingkat keberhasilan yang lebih tinggi dengan pasangan dan anak-anak.

Para orangtua termasuk ayah dan ibu, cenderung memiliki perasaan senang jika mereka bisa pulang tepat waktu secara teratur, meskipun mereka bekerja dalam waktu yang lama. Sebaliknya, orangtua yang jarang makan bersama di rumah karena pekerjaan kerap kali merasa ragu dengan pekerjaannya di masa depan.

“Yang patut diperhatikan, meskipun lamanya jam kerja dipersepsikan sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan kerja, namun terpotongnya jam kerja oleh kebiasaan makan malam bersama keluarga tidak akan menurunkan kesuksesan kerja,” ujar Jacob.

Seperti diungkapkan oleh Profesor Hukum Cameron Stracher dalam bukunya Dinner with Dad: How I Found My Way Back to the Family Table. Dia mengaku, mengambil beberapa pekerjaan sekaligus untuk membiayai tempat tinggal keluarganya yang mahal. Hal itu menyebabkannya selalu bepergian setiap minggu.

“Setiap kali saya pulang sekitar tengah malam, kemudian bangun lagi pukul 6.30 pagi untuk mengajar. Hal itu sangat melelahkan. Saat saya pulang, semua orang sudah tidur. Pada suatu malam ketika saya duduk di dapur yang gelap, saya berpikir harus menghentikan kebiasaan itu. Saya sangat depresi,” papar Stracher.

Kini dia mengaku, menyisihkan waktu untuk makan malam 4-5 kali seminggu. Waktu makan malam menjadi bagian dalam kelurganya. “Ketika saya pergi di pagi hari, anak saya akan ertanya, apakah saya pulang terlambat atau lebih cepat. Jika saya bilang pulang cepat, maka dia akan bertanya saya akan memasak apa. Kehidupan keluarga kami sudah berubah banyak,” terangnya.

Sebagai orangtua, tidak ada salahnya sesekali menyengaja pulang cepat demi meluangkan waktu untuk makan malam bersama. Mungkin juga Anda bisa mencari pekerjaan paruh waktu yang lebih fleksibel untuk saat berkualitas bersama keluarga. (berbagai sumber/rin)
Republika, 21 Juli 2008
Presiden Bisa Keluarkan Dekrit
Cendekiawan Ridwan Saidi menyatakan, presiden dapat mengeluarkan dekrit untuk menyelamatkan negara meski kewenangannya di bawah Mahkamah Konstitusi. Dekrit bisa dikeluarkan presiden jika keberadaan UUD 1945 hasil amendemen dan pelaksanaannya menjurus dapat membahayakan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
''Berpijak pada Pasal 9 UUD 1945, presiden dapat melakukan tindakan penyelamatan negara, dalam rangka memegang teguh UUD dan menjalankan segala undang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya,'' tegas tokoh Betawi dan mantan angota MPR/DPR itu, dalam `Silaturahim Cendekiawan Indonesia: Refleksi 63 tahun NKRI', di Jakarta, Ahad (20/7).
Dalam acara itu, sejumlah tokoh senior hadir, antara lain Kwik Kian Gie, Tyasno Sudharto, Achadi, Hartojo Winjowijoto, I Gde Djaksa, dan Amin Aryoso.Perubahan UUD 1945 sebanyak empat kali, menurut Ridwan, mengandung pengaturan kelembagaan tinggi negara yang rancu. Ridwan Saidi mengambil contoh kewenangan Mahkamah Konstitusi (MK) yang melebihi presiden dan DPR, sedangkan kewenangan DPR memasuki ranah eksekutif. Ridwan juga berpendapat, Dekrit Presiden Soekarno pada 5 Juli 1959 tentang kembali kepada UUD 1945, sebenarnya masih tetap berlaku. Karena itu, dekrit bisa saja tak perlu dikeluarkan untuk memberlakukan dekrit sebelumnya, karena Keppres 150/1959 masih tetap berlaku dan tidak dikeluarkan dari Lembaran Negara.
Akan tetapi, jika dekrit dikeluarkan, alasan kuatnya adalah berdasarkan UUD 1945 Perubahan tidak ada lagi lembaga tertinggi negara. MPR yang dulu sebagai lembaga tertinggi, kini berstatus lembaga negara yang punya kedudukan setara dengan lembaga kepresidenan. Oleh karena itu, dalam kedudukannya sebagai kepala negara maka presiden berhak mengeluarkan dekrit demi penyelamatan negara. Sedangkan, diktum dekrit pun mestinya bersahaja, yaitu menyatakan UUD 1945 Perubahan tidak berlaku.
Proses perusakanSementara itu, mantan menko Perekonomian Kwik Kian Gie juga berpendapat, delapan tahun era reformasi ternyata membuahkan proses perusakan. Indonesia tidak lagi nation state, tetapi sudah menjadi corporate state yang membuat hampir semua perusahaan di Indonesia bisa dimiliki pihak asing.''Tapi, masalahnya adalah bagaimana rakyat bisa digerakkan dalam melaksanakan revolusi untuk memberlakukan kembali UUD 1945. Sebab, selama ini rakyat acapkali dikecewakan sehingga mereka apatis,'' ujar Kwik.Untuk itulah, tegas Kwik, para kader bangsa harus melakukan pencerahan agar rakyat kembali sadar bahwa mereka punya hak dan kewajiban terhadap bangsa dan negara.zam/ant
Republika, 21 Juli 2008
Hindari Nyut-nyut Gigi Sensitif
Jika rasa linu atau nyeri menghinggapi gigi Anda saat minum air dingin atau panas. Mungkin saja gigi Anda termasuk gigi sensitif. Cara menyikat gigi yang benar dengan sikat gigi yang lembut dapat menjadi langkah yang tepat untuk menghindari nyut-nyut gigi sensitif.
Hal itu ditekankan oleh Van B. Haywood, D.M.D., associate professor dari University of North Carolina School of Dentistry.“Mungkin yang menjadi penyebab yang paling banyak ditemui dari gigi sensitif ialah terlalu kerasnya penggunaan sikat gigi. Hal ini mengakibatkan menipiskan lapisan enamel,” tegas Haywood.
Dia menerangkan,kebanyakan orang menggosok dengan keras ke arah belakang dan depan seperti menggergaji pohon. Biasanya orang hanya menggosok setengah bagian dari gigi saja. Hal tersebut bisa terlihat dari bentuk gigi. Haywood menambahkan, bagi sebagian orang maka tekanan menyikat gigi paling keras dilakukan pada saat awal dan diakhiri ketika seseorang merasa dia sudah menyikat seluruhnya.
”Secara tipikal, Anda akan mulai menyikat gigi di tempat yang sama setiap saat. Tempat Anda memulai biasanya justru tempat yang paling sensitif. Anda dapat melihat bagi orang yang menggunakan tangan kanan akan mengeluh mengenai gigi yang sensitif di bagian atas gigi, karena disitulah mereka mulai menyikat gigi,” paparnya.
Oleh karena itu, Haywood merekomendasikan untuk menyikat gigi dari bagian belakang gigi bawah. Pasalnya, bagian tersebut merupakan bagian didalam mulut yang paling sulit dijangkau sehingga paling mudah terbentuk tartar yaitu plak yang mengeras.
”Jadi Anda akan memulai acara menyikat gigi Anda terutama di daerah yang paling sulit,” ujarnya sambil menambahkan menyikat gigi dengan tekanan yang tidak terlalu keras akan mencegah penipisan gusi yang seringkali menjadi penyebab gigi sensitif. Haywood juga mengatakan bahwa makanan atau minuman yang mengandung asam seperti tomat, lemon atau minuman yang berkarbonasi akan cenderung mengurangi enamel dari gigi sehingga gigi lebih sensitif terhadap perubahan suhu.
”Sebagian orang mendapatkan gigi sensitif secara musiman karena biasanya pada musim panas mereka banyak makan tomat atau minum lemon. Sementara, minuman berkarbonasi dapat mengakibatkan kerusakan jangka panjang pada gigi, karena mereka bersifat asam sehingga dapat menjadi ancaman terhadap perlindungan gigi Anda,” jelas Haywood.
Namun, jika Anda baru saja mengadakan perawatan gigi, maka kemungkinan besar akan mengalami sensitivitas terhadap makanan atau minuman yang terlalu dingin atau panas.
Menurut Lisa P. Germain, D.D.S., M.Sc.D., yang berpraktek di New Orleans, Amerika Serikat, hal ini tergolong normal. Biasanya rasa tidak nyaman akibat gigi yang terlalu sensitif ini akan hilang dalam beberapa minggu.
”Hal ini berarti bahwa lapisan didalam gigi sedikit terpengaruh sehingga memerlukan waktu untuk kembali normal,” ujar Lisa. Jika rasa sakit tersebut tidak hilang dalam beberapa minggu, lanjutnya, segera temui dokter gigi atau spesialis akar gigi atau endodontist karena kemungkinan hal ini mempengaruhi saraf gigi. (berbagai sumber/rin)
Republika, 21 Juli 2008
Stimulasi Musik Untuk Kecerdasan Anak

Alasan mendengarkan musik antara lain untuk membantu mengatasi kebosanan atau melepaskan stres. Sebenarnya alunan nada itu juga bisa berfungsi sebagai stimulasi yang dapat mempengaruhi kecerdasan anak.
Getaran musik yang masuk melalui telinga serta mempengaruhi kejiwaan, juga melalui neuron di otak. Ahli saraf dari Harvard University, Mark Tramo, M.D. mengatakan bahwa didalam otak manusia, jutaan neuron dari sirkuit secara unik menjadi aktif ketika kita mendengar musik. Neuron-neuron ini menyebar ke berbagai daerah di otak, termasuk pusat auditori di belahan kiri dan belahan kanan. Rupanya mulai dari sinilah kaitan antara musik dan kecerdasan terjadi.
Bukan berarti orangtua harus membelikan anaknya alat-alat musik yang super mahal untuk si kecil. Orangtua juga tak wajib mendominasi rumah dengan komposisi dari para komposer ternama dunia yang rumit. Awalnya, biarkan musik menghiasi ruang di sekitar anak-anak. Putarkan lagu di radio lalu orangtua dapat ikut bernyanyi bersama si kecil.
Pendidik neuroscience dan penulis buku Early Childhood Connections: The Journal of Music and Movement-Based Learning, Dr. Dee Joy Coulter mengaktan, melalui kegiatan bermain dan mendengar musik, anak dapat memperoleh manfaatnya. Dia mengklasifikasikan lagu-lagu, gerakan dan permainan anak sebagai latihan untuk otak yang brilian, yang mengenalkan anak pada pola bicara,keterampilan-keterampilan sensory motor dan strategi gerakan yang penting.
Tak hanya perkembangan bahasa dan kosa kata anak meningkat melalui permainan yang mengandung musik, namun juga logika dan keterampilan-keterampilan beriramanya. Logika membuat anak nantinya mampu mengorganisasi ide dan mampu memecahkan masalah. Berbagai manfaat yang didapat dari musik, pendidikan prasekolah pun menggunakan musik sebagai bagian dari proses pendidikan.
Pakar pendidikan musik dari Ohio of State University, AS, Jim McCutcheon M.M.Ed dalam artikelnya Private Music Lesson for Kids memaparkan, beberapa hal yang perlu dipertimbangkan orangtua sebelum mengajak si kecil belajar di kelas musik yaitu perkembangan mental dan fisik anak. Teliti apakah rentang perhatian si kecil bisa lebih dari 2 menit. Pada tahun awal, anak setidaknya memiliki kemampuan mendengarkan, memperhatikan dan mengikuti arahan yang diberikan selama 15-30 menit.
Kemudian, McCutcheon juga menyarankan orangtua agar memperhatikan alat musik yang dimainkan telah sesuai perkembangan usia anak. Seperti terompet yang tidak sesuai untuk anak usia di bawah 10 tahun. Lebih sesuai jika anak usia tersebut diberikan latihan piano, gitar, biola dan alat musik perkusi. Ia juga meminta orangtua agar seksama melakukan pemilihan guru musik, sedapat mungkin pilih guru yang mahir berinteraksi dengan anak-anak
“Pertimbangkan juga, apakah orangtua juga bisa meluangkan waktu untuk melihat anak berlatih musik. Dengan demikian, orangtua bisa melihat perkembangan dan potensi anak di bidang alat musik tersebut,” ujarnya.(berbagai sumber/rin)

Rabu, 04 Juni 2008

ADAB BERNASEHAT

Republika, Selasa, 03 Juni 2008



Rasulullah SAW biasa menggelari para sahabatnya dengan gelar yang baik sesuai dengan karakter dan sifat-sifat mereka. Abu Bakar digelari Asshiddiq karena keyakinannya yang kuat dalam membenarkan ucapan Nabi. Umar dijuluki Alfaruq karena ketegasan sikapnya dalam membedakan yang haq dan yang batil. Hamzah digelari 'Singa Padang Pasir' dan Khalid bin Walid dijuluki 'Pedang Allah'.

Ketika Rasulullah melihat kecenderungan karakter Abu Dzar Al Ghifari yang radikal, suatu hari Beliau bertanya, ''Wahai Abu Dzar, bagaimana pendapatmu bila menjumpai para pembesar yang mengambil barang upeti untuk dirinya sendiri?'' Abu Dzar menjawab, ''Demi yang telah mengutus Anda dengan kebenaran, akan saya tebas mereka dengan pedangku.'' Rasul berkata, ''Maukah kamu aku beri pelajaran yang lebih baik dari itu?'' ''Apakah itu, ya Rasul?'' Beliau bersabda, ''Yaitu, bersabarlah sampai kamu menemuiku terlebih dahulu.''

Ketika Abu Dzar melihat penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, hampir ia mengeluarkan pedangnya untuk memperbaiki keadaan hingga ia teringat pesan Rasul. Maka, ia memilih menggunakan lisannya untuk menasihati dan memperbaiki apa yang bisa diperbaiki dan bersabar terhadap apa yang belum bisa diperbaiki.

Menasihati untuk memperbaiki keadaan adalah mulia. Tapi, kebaikan itu bisa menjadi buruk apabila tidak disampaikan secara benar. Ada adab-adab yang harus dipenuhi, di antaranya dengan tutur kata lembut dan kata-kata yang manis.

Si penerima nasihat, apalagi dengan posisinya yang tinggi sebagai pemimpin atau orang yang berpengaruh, hendaknya tidak pula menganggap nasihat atau bentuk lainnya berupa teguran, masukan, dan kritik sebagai sebuah serangan bagi eksistensi dirinya. Bagi seorang mukmin sejati, sepahit apa pun nasihat kalau itu benar dan jujur, haruslah ditanggapi sebagai sebuah bentuk perhatian yang berharga. Bersikaplah merendah ketika menerima nasihat dan masukan serta kritik, dengan menerima kejujuran yang keluar dari lisan penasihat tersebut.
Seorang sahabat pernah mengatakan pada khalifah Umar Ibnu Khaththab bahwa ia akan meluruskan khalifah dengan pedang bila didapatinya penyimpangan pada Umar. Umar menerima sikap tegas itu dengan gembira karena baginya itu bukan ancaman, tapi nasihat yang tajam dan tegas agar tak terjadi penyimpangan dan penyelewengan dalam kepemimpinannya.

(Ridho Adriansyah )

Senin, 02 Juni 2008

BERPIKIR DAN BERTINDAK DEMI HARI ESOK

Republika, Senin, 29 Maret 2004


Jika Anda lebih menginginkan keberhasilan, Anda dapat memilikinya. Masa depan Anda dapat menjadi lebih cerah daripada semua yang Anda inginkan. Karena cara berpikir Anda mencerminkan cara Anda bertindak. Dan cara Anda bertindak menentukan bagaimana masa depan yang akan terbentang di depan Anda. (Vernon Howard).

Pada suatu hari Bahlul sedang berjalan-jalan di sebuah jalan di kota Basrah. Tiba-tiba, ia melihat anak-anak tengah bermain dengan buah kemiri dan pala. Namun, di sana ada seorang anak yang hanya menonton teman-temannya sambil menangis. Bahlul menghampirinya dan berkata dalam hati, "Anak ini bersedih karena tidak memiliki mainan seperti yang dimiliki oleh anak-anak yang lain." Kemudian Bahlul berkata kepadanya, "Anakku, mengapa kamu menangis? Maukah aku belikan buah kemiri dan pala, sehingga kamu dapat bermain dengan teman-temanmu?"
Anak itu menatap Bahlul, lalu menjawab: "Hai orang yang kurang cerdas, kita diciptakan bukan untuk bermain-main." "Lalu untuk apa kita diciptakan?" tanya Bahlul.Anak kecil itu menjawab, "Untuk belajar dan beribadah." Bahlul bertanya lagi, "Dari mana kamu memperoleh jawaban itu? Kiranya Allah memberkatimu".
Dia menjawab, "Dari firman Allah dalam QS Al-Mu'minun ayat 116, Apakah kamu mengira bahwa sesungguhnya Kami menciptakanmu untuk bermain-main dan bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?"
Kisah antara Bahlul dan seorang anak itu, memberikan pelajaran bagi siapa pun. Bahwa manusia diciptakan untuk belajar dan beribadah. Demikian pula halnya dengan kehidupan berkeluarga. Kita tentu semata-mata harus membangunnya di atas dasar koridor belajar dan beribadah kepada Allah.

Betul, kalau setiap anak itu butuh bermain dalam hidupnya. Namun, tentu bermain yang mengandung dan mengarahkan si anak kepada proses belajar membangun aktivitas beribadah kepada Allah SWT. Apalagi, saat ini di sekitar kita begitu banyak tersebar aneka fasilitas dan informasi bermain yang ditawarkan pada anak-anak. Yang kadangkala kalau orang tua tidak hati-hati, permainan itu tidak islami dan bisa merusak akidah anak kita.

Di sinilah, barangkali perlunya peran serta dan kemampuan pola kebijakan orang tua dalam memilih teman bermain anak-anaknya. Dan sebenarnya, inti dari belajar itu adalah berpikir dan bertindak. Bukankah, perilaku yang diperbuat oleh tiap manusia, semata-mata diawali dari sebuah niat dan pola pikir dalam hati dan akalnya. Untuk itu, tiap orang tua dituntut agar niat dan akal anak-anaknya harus ditata dan dibina dengan baik agar melahirkan perbuatan yang dapat menjadi bekal dan penyelamat dalam menyongsong masa depannya.

Jadi, berpikir dan bertindak ini jelas-jelas akan menjadi kunci keberhasilan dari apa-apa yang kita inginkan, termasuk dalam pembentukan keluarga sakinah. Dalam hal ini, Vernon Howard mengungkapkan, jika Anda lebih menginginkan keberhasilan, Anda dapat memilikinya. Masa depan Anda dapat menjadi lebih cerah daripada semua yang Anda inginkan. Karena cara berpikir Anda mencerminkan cara Anda bertindak. Dan cara Anda bertindak menentukan bagaimana masa depan yang akan terbentang di depan Anda.

Untuk itu, bangunlah setiap saat pola pikir dan tindakan anak-anak kita sesuai etika dan perilaku islami. Karena menurut John Kehoe, melalui pengulangan, pikiran menjadi terpusat dan terarah serta kemampuannya dapat berlipat ganda setiap saat. Semakin sering diulang, semakin banyak tenaga dan kekuatan yang terkumpul dan semakin siap untuk diwujudkan.
Akhirnya, tidak ada jalan lain untuk menyongsong hari esok, selain setiap anggota keluarga Muslim harus betul-betul menyadari bahwa dalam hidup ini, kita harus memperhatikan bekal-bekal apa saja yang telah dipersiapkan dan diperbuat bagi kehidupan di hari esok. Allah berfirman, "dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat)" (QS. Al-Hasyr: 18). Wallahu a'lam.

( Arda Dinata )

BERPIKIR DAN BERTINDAK DEMI HARI ESOK

Republika, Senin, 29 Maret 2004


Jika Anda lebih menginginkan keberhasilan, Anda dapat memilikinya. Masa depan Anda dapat menjadi lebih cerah daripada semua yang Anda inginkan. Karena cara berpikir Anda mencerminkan cara Anda bertindak. Dan cara Anda bertindak menentukan bagaimana masa depan yang akan terbentang di depan Anda. (Vernon Howard).

Pada suatu hari Bahlul sedang berjalan-jalan di sebuah jalan di kota Basrah. Tiba-tiba, ia melihat anak-anak tengah bermain dengan buah kemiri dan pala. Namun, di sana ada seorang anak yang hanya menonton teman-temannya sambil menangis. Bahlul menghampirinya dan berkata dalam hati, "Anak ini bersedih karena tidak memiliki mainan seperti yang dimiliki oleh anak-anak yang lain." Kemudian Bahlul berkata kepadanya, "Anakku, mengapa kamu menangis? Maukah aku belikan buah kemiri dan pala, sehingga kamu dapat bermain dengan teman-temanmu?"
Anak itu menatap Bahlul, lalu menjawab: "Hai orang yang kurang cerdas, kita diciptakan bukan untuk bermain-main." "Lalu untuk apa kita diciptakan?" tanya Bahlul.Anak kecil itu menjawab, "Untuk belajar dan beribadah." Bahlul bertanya lagi, "Dari mana kamu memperoleh jawaban itu? Kiranya Allah memberkatimu".
Dia menjawab, "Dari firman Allah dalam QS Al-Mu'minun ayat 116, Apakah kamu mengira bahwa sesungguhnya Kami menciptakanmu untuk bermain-main dan bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?"

Kisah antara Bahlul dan seorang anak itu, memberikan pelajaran bagi siapa pun. Bahwa manusia diciptakan untuk belajar dan beribadah. Demikian pula halnya dengan kehidupan berkeluarga. Kita tentu semata-mata harus membangunnya di atas dasar koridor belajar dan beribadah kepada Allah.

Betul, kalau setiap anak itu butuh bermain dalam hidupnya. Namun, tentu bermain yang mengandung dan mengarahkan si anak kepada proses belajar membangun aktivitas beribadah kepada Allah SWT. Apalagi, saat ini di sekitar kita begitu banyak tersebar aneka fasilitas dan informasi bermain yang ditawarkan pada anak-anak. Yang kadangkala kalau orang tua tidak hati-hati, permainan itu tidak islami dan bisa merusak akidah anak kita.

Di sinilah, barangkali perlunya peran serta dan kemampuan pola kebijakan orang tua dalam memilih teman bermain anak-anaknya. Dan sebenarnya, inti dari belajar itu adalah berpikir dan bertindak. Bukankah, perilaku yang diperbuat oleh tiap manusia, semata-mata diawali dari sebuah niat dan pola pikir dalam hati dan akalnya. Untuk itu, tiap orang tua dituntut agar niat dan akal anak-anaknya harus ditata dan dibina dengan baik agar melahirkan perbuatan yang dapat menjadi bekal dan penyelamat dalam menyongsong masa depannya.

Jadi, berpikir dan bertindak ini jelas-jelas akan menjadi kunci keberhasilan dari apa-apa yang kita inginkan, termasuk dalam pembentukan keluarga sakinah. Dalam hal ini, Vernon Howard mengungkapkan, jika Anda lebih menginginkan keberhasilan, Anda dapat memilikinya. Masa depan Anda dapat menjadi lebih cerah daripada semua yang Anda inginkan. Karena cara berpikir Anda mencerminkan cara Anda bertindak. Dan cara Anda bertindak menentukan bagaimana masa depan yang akan terbentang di depan Anda.

Untuk itu, bangunlah setiap saat pola pikir dan tindakan anak-anak kita sesuai etika dan perilaku islami. Karena menurut John Kehoe, melalui pengulangan, pikiran menjadi terpusat dan terarah serta kemampuannya dapat berlipat ganda setiap saat. Semakin sering diulang, semakin banyak tenaga dan kekuatan yang terkumpul dan semakin siap untuk diwujudkan.
Akhirnya, tidak ada jalan lain untuk menyongsong hari esok, selain setiap anggota keluarga Muslim harus betul-betul menyadari bahwa dalam hidup ini, kita harus memperhatikan bekal-bekal apa saja yang telah dipersiapkan dan diperbuat bagi kehidupan di hari esok. Allah berfirman, "dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat)" (QS. Al-Hasyr: 18). Wallahu a'lam.

( Arda Dinata )

MEMBONGKAR KORUPSI PARLEMENTER

Media Indonesia, Rabu, 07 Mei 2008

Sukardi Hasan, Associate Director Freedom Foundation, Jakarta

Membongkar Korupsi Parlementer

Ditangkapnya anggota DPR RI dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan Al Amin Nasution oleh Komisi Pemberantasan Korupsi berujung pada upaya penggeledahan ruang kerja Al Amin di Gedung DPR RI. Namun, keinginan penggeledahan itu baru terlaksana Senin (28/3) setelah pekan lalu keinginan KPK itu terpaksa diurungkan karena pihak DPR melarangnya. Aksi cleaning dilakukan KPK untuk menggeledah DPR sebagai lembaga terhormat yang sejak lama dikenal sebagai lembaga yang tersentuh oleh cengkeram hukum. Bahkan, ada anggota DPR yang sempat menginginkan agar KPK yang dinilai sudah menjadi lembaga superbody ini ditinjau kembali kekuasaannya. Ada juga wacana pembubaran KPK. Dalam era keterbukaan sejak reformasi bergulir, sudah senyatanya bahwa tak ada lembaga yang sakral dan kebal hukum, termasuk lembaga setingkat parlemen. Sebuah keharusan digeledah guna mewujudkan sebuah sistem negara yang bebas dari tindak penyelewengan berupa korupsi, kolusi, dan transaksi kekuasaan. Berdasarkan data yang tercatat di Transparansi internasional (TI), parlemen memang salah satu lembaga yang paling subur dengan tindakan korupsi. Sangat logis kiranya, parlemen sebagai sebuah lembaga memiliki kekuasaan dalam melakukan fungsi legislasi dan kontrol atas kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan lembaga eksekutif. Usaha yang dilakukan KPK selama ini untuk memusnahkan korupsi cukup tepat. Parlemen yang memiliki kekuasaan dalam mengeluarkan kebijakan-kebijakan publik tentu menjadi medium bagi terbukanya keran suap dan budaya sogok baik dari pihak swasta pun lembaga eksekutif. Upaya KPK untuk menggeledah parlemen adalah langkah strategis untuk memberantas korupsi yang dikenal surga para koruptor. Parlemen dengan segala kekuasaannya adalah episentrum dari segala tindakan penyelewengan dan penggelapan dana negara. Kasus suap yang dilakukan anggota DPR RI atau parlemen, bukanlah yang pertama tercium media. Tapi, masih banyak kasus korupsi yang dilakukan oleh anggota dewan di daerah. Mereka melakukannya secara masif dan terorganisasi melalui penyelewengan dana APBD. Sungguh ironis negeri ini, di tengah keterpurukan, keterbelakangan dan kebodohan yang melanda negeri ini. Elite kita disibukkan dengan pengurasan kekayaan dan harta rakyat untuk kepentingan pribadi. Di manakah moralitas dan sensibilitas kekuasaan akan realitas politik yang kian terpuruk? Bilakah sistem multipartai mengakhiri kebisuan akan ke-jalut-an kuasa? Metamorfosis lembaga
Berdasarkan catatan yang ada, secara nasional, tidak kurang dari 300 anggota DPRD terlibat dalam penyelewengan dana APBD berupa tindak pidana korupsi dan suap. Jumlah itu, sebagian besar sudah berada dalam tahap penyidikan dan penuntutan. Hampir dapat dipastikan, peran parlemen bermetamorfosis dan fungsi pengawasan menjadi instrumen akumulasi kekayaan semata. Karena itu, tidak mengherankan jika saat pencalonan, para caleg rela menghamburkan uang dengan harapan saat terpilih mereka bisa mendapat untung yang lebih besar. Seorang ilmuwan politik berkebangsaan Argentina Atilio Boron pernah menggambarkan hilir sejarah percaturan politik adalah uang. Hal itulah, yang terlihat dalam percaturan politik kita kini. Apalagi menjelang perebutan singgasana kekuasaan April tahun mendatang. Berpolitik di Indonesia memang ibarat dagang, Bukan politik dalam pengertian modern dengan politisi hadir sebagai negarawan yang rela bekerja untuk rakyat banyak. Lebih fatal lagi perilaku korup wakil rakyat seolah diterima sebagai sesuatu yang wajar dan dipertontonkan secara kasar di mata rakyat. Pascajatuhnya rezim Orba, suara demokratisasi menjadi tuntutan yang tak tertawarkan sebagai antitesis sistem otoriter. Pada masa Orba yang terjadi adalah monovocal, artinya kesatuan sumber kuasa di tangan eksekutif. Parlemen hanya menjadi lembaga dalam kebisuan dan cengkeram eksekutif belaka. Sebaliknya orde reformasi, kekuasaan menjadi polyvocal, yaitu kekuasaan menjadi hak milik semuanya, semua pihak berhak menyuarakan kepentingannya di mata publik. Optimalisasi peran trio kuasa adalah tuntutan dari demokrasi sebagai pilar terwujudnya demokrasi yang sehat. Yang menyuguhkan check and balance dalam setiap kebijakan publik. Akan tetapi, sewindu lebih orde reformasi, yang terjadi adalah pembusukan trio kekuasaan lewat laku korupsi dan suap dalam rahim ketiga lembaga kekuasaan. Akhirnya, yang terjadi bukanlah mekanisme check and balance, melainkan sharing dan pembagian komisi atau uang transaksi dalam mengeluarkan kebijakan-kebijakan publik. Itulah yang dilakukan Al Amin Nur Nasution. Singkatnya, tidak ada legislasi di tingkat parlemen, tiadanya yudikasi di tingkat lembaga hukum dan absennya eksekusi di tingkat eksekutif untuk kepentingan rakyat. Yang tampak nyata hanyalah transaksi dan eksekusi untuk kepentingan komunal dan elite. Memang terjadi komunikasi politik di antara ketiganya, tapi sebatas untuk mengabadikan kepentingan masing-masing. Indonesia yang memasuki alam demokrasi dan penganut sistem multipartai serta pasar bebas yang sering kali diyakini akan mengurangi ruang hidup korupsi karena melahirkan persaingan politik dan bisnis yang menuntut akuntabilitas publik justru tidak terjadi di Indonesia. Karena realitas yang berkembang malah memperlihatkan tingkat korupsi yang semakin memprihatinkan. Praktik pertukaran uang dengan jabatan, sogok-menyogok, penyimpangan anggaran negara, dan lainnya dilakukan secara terbuka dan tanpa malu. Fakta itu tentu sangat mencengangkan karena terjadi di alam demokrasi multipartai yang diyakini banyak pihak sebagai sistem yang dapat membelenggu ruang hidup korupsi. Mengembalikan peran Apa yang terjadi dalam tubuh lembaga-lembaga negara kita adalah imbas dari lemahnya monitoring masyarakat atas apa yang terjadi selama ini. Ketika eksekutif, legislatif, dan yudikatif sebagai lembaga yang menunjang bagi transformasi kehidupan sosial serta perbaikan gizi dan kewarasan bangsa, kekeringan dan kebisuan akan kepentingan rakyat, upaya revitalisasi peran kelembagaan negara adalah sebuah keharusan. Untuk mengakhiri episode keterpurukan yang diakibatkan oleh hilangnya kredibilitas dan akuntabilitas trio kekuasaan (eksekutif, legislatif, dan yudikatif). Maka hendaknya, bangsa ini menyadari akan kekeliruan laku dan perannya yang didasarkan pada keserakahan dan ketamakan sesaat atas nama diri. Optimalisasi dan revitalisasi peran kelembagaan adalah sebuah kemestian bagi terbentuknya tatanan kenegaraan yang berkeadilan sosial. Jika tidak, maka apatisme publik akan menyelimuti hari-hari bangsa ini. Selain itu, partisipasi dan kritik masyarakat dalam mewujudkan masyarakat yang bersih sangat menentukan cita-cita good governance. Dalam hal ini, peran organisasi sosial-keagamaan sangat dinantikan perannya dalam proses monitoring kekuasaan yang cenderung mengalami pembusukan politik kebangsaan. Jika iktikad memperbaiki peran dan kualitas kerja lembaga kenegaraan dibarengi dengan partisipasi masyarakat dalam mewujudkan kelembagaan, bukan hal yang masygul kiranya celah/ruang hidup korupsi dan segala bentuk penyelewengan negara akan sirna. Kita pun ramai-ramai menyeru, "Selamat jalan korupsi parlementer!

INDONESIA HADAPI ANCAMAN DEPRESI GLOBAL

Republika, Senin, 02 Juni 2008 19:20:00

Pengamat: Indonesia Hadapi Ancaman Depresi Global


Pengamat ekonomi, Iman Sugema menyatakan, negara-negara berkembang termasuk Indonesia akan menghadapi ancaman depresi global yang cukup berat yang kemungkinan berlangsung hingga 2010."Spekulasi di bursa komoditi sudah sangat brutal dan itu berbahaya bagi negara-negara berkembang dan miskin karena berarti biaya hidup menjadi lebih berat," kata Iman di Jakarta, Senin (2/6).Menurut dia, kondisi itu selanjutnya akan memicu, terutama negara berkembang dan miskin, terjadinya krisis sosial, ekonomi, dan politik."Tahun 2009, kelihatannya dunia akan memasuki global depresi, kita tidak bicara lagi soal resesi tetapi depresi artinya resesi yang sangat dalam kemungkinan bisa berlangsung hingga 2010," katanya.Ia menyebutkan, kebijakan negara-negara maju terkait dengan suku bunga justru memicu lubernya likuiditas global sehingga juga memicu inflasi global yang melonjak.Khusus terhadap Indonesia, Iman mengingatkan agar pemerintah dan DPR tidak merencanakan APBN terlalu optimis seperti tahun 2008 ini.Selain itu juga harus ada program-program yang mampu menyerap tenaga kerja karena di masa depresi itu korban pertama adalah para pekerja yang tidak memiliki skill sehingga pemerintah harus mendorong dan menstimulus penciptaan lapangan kerja terutama padat karya."Itu bisa mulai dari proyek infrastruktur, rumah-rumah sederhana, pengembangan lahan untuk petani, dan lainnya, Ini diharapkan bisa meredam sedikit dampak gejolak ekonomi global," katanya.

antara/is

Minggu, 25 Mei 2008

PROGRAM KERJA FORUM

Untuk merumuskan Program Kerja Forum untuk masa Bakti 3 tahun mendatang, perlu adanya terobosan yang harus dilakukan oleh Ketua dan Pengurus yang lain, sehingga lebih greget. Bagaimana Pengurus yang lain tanggapannya.

Salam,

SURAT UNTUK KETUA

Kepada Yth.,
Ketua Forum Komunikasi SMPN 1 Jakarta
di-tempat.

Assalamualaikum wr. wb.

Dengan hormat kami sampaikan semoga Bapak dan Pengurus Forum yang lain selalu dalam limpahan rahmat Allah swt. Amin.

Setelah beberapa lama Forum ini berdiri, dan anak didik kita sudah hampir menyelesaikan studinya setahun, masih belum ada langkah kongkrit yang dilakukan oleh Forum. Kami harap semoga semangat awal Forum dalam diwujudkan dalam bentuk kenyataan sebagaimana ditulis dalam kate notaris pendirian Forum.

Wassalam,

Selasa, 13 Mei 2008

SEMBAKO SAJA SUSAH, BORO-BORO BUAT DONASI

Demikian kurang lebih komentar para wali kelas siswa/i SMPN 1, terutama di tengah situasi ekonomi nasional yang belum berubah pada perbaikan. Bagi kalangan kelas menengah memang tidak ada persoalan, walau menyumbang berapa dan mereka seyogyanya menjadi motor penggerak mewujudkan cita-cita sekolah mempunyai kendaraan operasional dan cctv. Barangkali hanya dengan beberapa orang tua wali murid yang dari kalangan 'the have' bisa mewujudkan hal tersebut.

Memang menjadi ironis bila disamaratakan kepada seluruh wali murid. Bagi yang tidak mampu, pasti tida k bisa memenuhinya. Untuk iuran sekolah dan ongkos/jajan anaknya saja sudah berat. Andaikan mencantumkan nominal kecil juga tidak etis.

Sebaiknya Ibu Kepala Sekolah melobi para wali murid dri kalangan 'the have' dan komunitas serta jaringan mereka bisa diajak rembug mewujudkan keinginan pihak sekolah, sehingga tidak membebankan para orang tua siswa/i yang semakin hari beban ekonominya semakin berat menghadapi kenaikan harga-harga sembako yang enggak ketahanan.

Mohon tanggapan para wali murid tentang masalah ini. Kami tunggu.

Kamis, 24 April 2008

KEDUDUKAN FORUM KOMUNIKASI PEDULI PENDIDIKAN

Forum Komunikasi Peduli Pendidikan SMPN 1 Jakarta sebelum terbentuk berbadan hukum legal sudah dilakukan brainstorming dengan Ibu Kepala Sekolah dan pihak SMPN 1 Jakarta, dan telah mendapat persetujuan beliau. Karena itu FORUM PEDULI PENDIDIKAN ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan SMPN 1 Jakarta. Bahkan Pengurus FORUM telah mengadakan rapat dan pertemuan dengan Ibu Kepala Sekolah serta guru dan wakil dari Komite Sekolah (beritanya lihat dibawah di blog ini serta photonya) di Hotel Sahid Jakarta. Oleh karena itu setiap surat yang dikeluarkan oleh FORUM dan didistribusikan untuk anggaota FORUM (wali siswa/i) melalui siswa/i SMPN 1 Jakarta.

Dalam surat sosialisasi FORUM yang didistribusikan pada hari Kamis, 24 April 2008 lalu kepada seluruh wali siswa/i kelas VII ada kejadian di kelas VII-2 dimana Wali Kelas tersebut Ibu Imah Rochimah yang melarang distribusi surat sosialisasi FORUM tersebut.

Sikap ibu wali kelas VII-2 tersebut bertentangan dengan kebijakan Ibu Kepala Sekolah SMPN1 Jakarta yang telah mengakui legalitas FORUM dan menjadi integral sekolah.

Pengurus FORUM menghimbau juga kepada Ibu Kepala Sekolah mensosialisasi hasil pertemuan dengan Forum di Hotel Sahid Jakarta, sehingga tidak terjadi salah pengertian para Wali kelas yang ada di lingkungan SMPN 1 Jakarta.

Rabu, 23 April 2008

INFORMASI BAGI SISWA/I KURANG MAMPU

Perlu disampaikan kepada Wali siswa/i SMPN 1 Jakarta bahwa berdasarkan rapat yang diadakan oleh pihak SMPN 1 dan Komite Sekolah pada bulan September 2007 (kalau tidk keliru) Ibu Kepala Sekolah SMPN 1 Dra. Ruliah Lestari menjelaskan bahwa bahwa siswa/i dari kalangan kurang dan tidak mampu dapat dibebaskan dari iuran sekolah (kelas VII Rp 90.000 plus Rp 10.000) dengan mengurusnya kepada pihak Kepala Sekolah SMPN 1 dan yg in charge (mengurus) masalah ini adalah Bapak Wakil Kepala Sekolah.

Bagi Wali siswa/siswi SMPN1 Jakarta bisa mengurus masalah tersebut kepada pihak sekolah. Terima kasih.

PENGURUS FORUM PEDULI PENDIDIKAN SMPN 1 JAKARTA

DINAS PENDIDIKAN DASAR DKI

Dinas Pendidikan Dasar DKI (Dikdas) membuka layanan informasi pendidikan di wilayah DKI melalui Kotak Surat maupun email (surat elektronik). Semua informasi yang ingin diperoleh oleh para wali murid SDN maupun SMPN dapat memperolehnya melalui fasilitas yang diberikan oleh DIKDAS DKI dengan alamat sebagai berikut:

KEPALA DINAS PENDIDIKAN DASAR (DIKDAS) DKI
P.O. BOX : 0808
email : dikdas@dikdasdki.go.id

Pengurus Forus Peduli Pendidikan SMPN 1 Jakarta.

Senin, 07 April 2008

SOSIALISASI AKTE NOTARIS FORUM

FORUM KOMUNIKASI PEDULI PENDIDIKAN SMPN1 JAKARTA
Notaris: Ny. Heidi Ratnawati Porwayla, SH.
Jl. Teuku Cik Ditiro II No. 1, Cikini, Jakarta Pusat 10350, Indonesia.
Email: fksmp@yahoo.com dan website: forkumsmpn1.blogspot.com
Rek. Bank Mandiri, a/c. 1230004639847 a/n. Sutanti Husari Hismanto qq Forum Komunikasi Peduli Pendidikan SMPN1 Jakarta.
============================================

No. :01/fk/IV/08 Jakarta, 01 April 2008
Hal : Sosialisasi Akte Notaris

Kepada Yth.,
Wali Murid Kelas VII, VIII dan IX
SMPN 1 Cikini Jakarta
di-tempat.

Assalamu’alaikum wr. wb.

Dengan hormat kami sampaikan bahwa para wali murid SMPN 1 telah membentuk Forum Komunikasi Peduli Pendidikan SMPN 1 Jakarta yang telah diaktenotariskan pada tanggal 27 Nopember 2007 No. 33 oleh notaris Ny. Heidi Ratnawati Porwayla, SH. Harapan kami agar Forum ini dapat dijadikan ajang pengabdian kita dalam membentuk pendidikan di SMPN 1 Jakarta yang lebih baik, kredibel dan bertanggung jawab.

Kami sangat mengharapkan masukan, input, komentar, kritikan dan saran serta sumbangsih para wali murid SMPN 1 kepada kami demi terciptanya cita-cita Forum Komunikasi melalui email forum yaitu: fksmp@yahoo.com dan bisa juga melalui blog Forum di www.forkumsmpn1.blogspot.com.

Atas segala masukan dan sumbangsih Bapak/Ibu wali murid kami haturkan banyak terima kasih.

Dengan hormat,

Ketua, Sekretaris

ttd ttd
KPH Sapardi Sahid Hadisardjono H. Nasruddin Latief, Lc., MA

Tembusan:

1. Kepala Sekolah SMPN 1 Jakarta
2. Pengurus Komite Sekolah
3. Seluruh Perwalian Kelas VII - IX

PENGURUS FORUM KOMUNIKASI PEDULI PENDIDIKAN SMPN1 JAKARTA

FORUM KOMUNIKASI PEDULI PENDIDIKAN SMPN1 JAKARTA
Notaris: Ny. Heidi Ratnawati Porwayla, SH.
Jl. Teuku Cik Ditiro II No. 1, Cikini, Jakarta Pusat 10350, Indonesia.
Email: fksmp@yahoo.com dan website: forkumsmpn1.blogspot.com

Kep Sekolah : Dra. Ruliah Lestari ( Hp. 08159700521 )
Email: smpnsatoe_jkt@yahoo.co.id

PENGURUS FORUM PEDULI PENDIDIKAN SMPN 1 JAKARTA.

Ketua : KPH Sapardi Sahid Hadisardjono (Hp. 08161907998)

Wakil Ketua : Ronald Arahman, SH., MBL (Hp.0811110550)

Sekretaris I : H. Nasruddin Latief, Lc., MA (Hp. 08129505550)

Sekretaris II : Yeti Rachmayati, SE (Hp. 71234948)

Bendahara I : Hj. Erita Erawati (Hp. 0811961241 / 3901890)

Bendahara II : Ny. Sutanti Husari Hismanto (Hp. 0811833780 / 31924617)

Bendahara III : Ny. Eka Novirita Mekania

Anggota : Ny. Yennie Mulyani
Ny. Diah Wahyuning Probo Utomo
Ny. Hidayatul Sumini
Ny. Marhaini Aziz
Ny. Eni Aryani
Ny. Ita Rusmawati
Ny. Handayani
Ny. Ir. Annalia Farida
Mukmin Alex, SE
Tubagus Agus Nurul Iman
Dan semua wali murid SMPN1 Jakarta.

(Bagi Pengurus yang belum tertera no kontaknya agar memberitahukan ke email Forum Komunikasi sebagai berikut : fksmp@yahoo.com
atau website: forkumsmpn1.blogspot.com )

VISI, MISI DAN PROGRAM FORUM KOMUNIKASI PEDULI PENDIDIKAN SMPN 1 JAKARTA

VISI, MISI DAN PROGRAM
FORUM KOMUNIKASI PEDULI PENDIDIKAN SMPN1 JAKA
RTA


VISI:

Membantu memberikan peningkatan kualitas pendidikan dan mengawasi kinerja pengelolaan pendidikan, mengelola dan/atau memberikan sumbangsih kepada SMPN1 Jakarta.

MISI:

1. Mengembangkan sikap kritis para Orang Tua/Wali Siswa terhadap mutu pendidikan.
2. Mengembangkan sikap kritis para Peserta Didik/Staff Pengajar atau Guru terhadap mutu pendidikan.
3. Membantu Orang Tua/Wali Siswa yang benar-benar tidak mampu untuk diberikan subsidi/subsidi silang.

PROGRAM :

1. Memberikan bantuan kepada siswa-siswi dari keluarga yang kurang/tidak mampu untuk dapat diberikan fasilitas pendidikan seperti buku-buku pelajaran, penunjang pendidikan dan lain sebagainya.
2. Memberikan santunan kepada Keluarga/Orang Tua/Wali siswa yang mengalami musibah, sakit, bencana alam, dan lain sebagainya agar tidak mengganggu putra-putriny dalam melanjutkan pendidikan mereka.
3. Membantu kebutuhan yang diperlukan oleh SMPN 1 yang bermanfaat bagi seluruh siswa maupun kepada Staff Pengajar/Guru.
4. Membuat agar siswa-siswi yang belajar bisa tenteram dalam melaksanakan tugas-tugas dan kewajiban pendidikan mereka

(dikutip dari akte Notaris pendirian Forum Komunikasi Peduli Pendidikan SMPN 1 Jakarta).

Minggu, 30 Maret 2008

WEBSITE SMPN 1 TIDAK BERFUNGSI


Bagi wali murid yang rajin mengutak atik internet dan iseng-iseng mengunjungi website SMPN 1 Cikini Jakarta, seperti yang tertera di file/map yang diberikan kepada para siswa SMPN1 : smpn1_jkt.org pasti kecewa. Karena website tersebut tidak dapat diakses. Kita tidak tahu apa sebabnya, kecuali adanya penjelasan dari pihak sekolah dimana kendalanya. Padahal website tersebut sangat bermanfaat bagi orang tua murid untuk memonitor kegiatan belajar mengajar dan prestasi yang telah dicapai bahkan pihak sekolah bisa mendapatkan masukan dari para wali murid mengenai berbagai hal yang berhubungan dengan pendidikan di SMPN1. Kita mohon pihak Ibu Ruly bisa mewujudkan website tersebut.

PERTEMUAN KEP SEKOLAH DENGAN FORUM

Gambar di bawah adalah suasana pertemuan antara Kepala sekolah SMPN 1 Ibu Ruliah Lestari didampingi Ibu Yenny dan Bapak Rahmat dari Komite sekolah SMPN 1 Jakarta dengan Forum Komunikasi Peduli Pendidikan SMPN I Jakarta di Hotel Sahid Jaya Jakarta pada hari Jum'at, (lupa tanggalnya) jam 14.00 siang, dimana diputuskan bahwa Kepala Sekolah akan menjembatani dan memfasilitasi pertemuan antara Komite sekolah dengan Forum Komunikasi Peduli Pendidikan SMPN I. Tapi sampai sekarang pertemuan yang dijanjikan tersebut belum terealisasi. Forum masih menunggu janji Ibu Kepala sekolah.

PENGURUS PERWALIAN KELAS VII-8 SMPN1

PENGURUS PERWALIAN KELAS VII-8 SMPN 1 CIKINI, JAKARTA:

WALI KELAS : HJ. SRI SUGATI, SPd

KETUA : H. NASRUDDIN LATIEF, Lc., MA (08129505550)

WAKIL KETUA : HANDAYANI

SEKRETARIS I : YETI RACHMAYATI, SE

BENDAHARA I : IBU SAMPAN HISMANTO

BENDAHARA II : NY. NENNY KENCANA WATI